Korban Gempa Bumi Dahsyat Turki dan Suriah Capai 3.700 Orang

07 Februari 2023 01:25
Penulis: Adiantoro, news
Korban gempa bumi dahsyat Turki dan Suriah mencapai 3.700 orang. (Reuters)

Sahabat.com - Korban jiwa akibat gempa bumi dahsyat di Turki dan Suriah dilaporkan mencapai lebih dari 3.700 orang.

Musim dingin yang membekukan menambah penderitaan ribuan orang yang terluka atau kehilangan tempat tinggal dan menghambat upaya pencarian korban yang masih dinyatakan hilang. 

Mengutip Reuters, Selasa (7/2/2023), gempa bumi magnitudo 7,8 menghancurkan blok-blok apartemen di Turki dan menambah kesulitan jutaan warga Suriah yang selama bertahun-tahun dilanda perang.

Gempa bumi dahsyat mengguncang dua negara bertetangga itu sebelum fajar di tengah musim dingin yang buruk diikuti guncangan susulan pada petang hari.

Di Kota Diyarbakir, sebelah tenggara Turki, seorang perempuan berbicara di samping puing-puing gedung apartemen tujuh lantai tempat tinggalnya sebelum bencana gempa terjadi.

"Kami diguncang seperti di ayunan. Sembilan anggota keluarga kami di rumah. Dua putra saya masih di puing-puing, saya menunggu mereka," ujarnya dengan rasa duka mendalam. Dia dirawat akibat tangannya patah dan luka di wajahnya. 

"Ini seperti kiamat. Dingin sekali dan ada hujan lebat, orang-orang butuh untuk diselamatkan," kata seorang warga kota Atareb, Suriah, Abdul Salam al-Mahmoud.

Lembaga Survei Geologi Amerika Serikat (AS) mengungkapkan gempa bumi itu merupakan terbesar yang pernah tercatat sejak gempa di ujung Atlantik Selatan pada Agustus 2021.

Badan Penanggulangan Bencana dan Darurat (AFAD) Turki menyebutkan korban jiwa di negara itu mencapai 2.316 orang. Ini menjadi korban jiwa terbanyak setelah gempa pada 1999 yang menghancurkan daerah padat penduduk di timur Laut Marmara, dekat Istanbul yang menewaskan 17.000 orang.

Sementara pemerintah Suriah dan tim penyelamat di wilayah barat laut yang dikuasai pemberontak mengatakan gempa menewaskan 1.444 orang dan melukai sekitar 3.500 orang di negara itu.

Koneksi internet yang buruk dan jalan yang rusak antara kota yang terdampak di Turki mempersulit upaya pemulihan dan mengatasi dampak gempa. Suhu udara di beberapa daerah juga jatuh hingga titik membekukan, mempersulit kondisi orang-orang yang terperangkap di bawah puing-puing bangunan yang ambruk atau orang-orang yang kehilangan tempat tinggal.

Pada Senin (6/2/2023) hujan turun setelah badai salju menyelimuti Turki akhir pekan lalu. Gempa melukai 13 ribu orang lebih di negara itu.

Di Kota Iskenderun, Turki, tim penyelamat memanjat tumpukan besar puing-puing yang sebelumnya bagian dari ruang unit gawat darurat rumah sakit pemerintah. Mereka berusaha mencari penyintas. Tenaga medis berusaha sebisa mereka untuk merawat korban luka.

"Kami memiliki pasien yang dibawa untuk dioperasi tapi kami tidak tahu apa yang terjadi," kata seorang perempuan bernama Tulin di depan rumah sakit, sambil menghapus air mata dan terus memanjatkan doa.

Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan, yang sedang mempersiapkan pemilu yang sulit pada Mei mendatang menyebut gempa bumi ini bencana historis dan terburuk yang pernah terjadi di Turki sejak 1939. Namun pemerintah berupaya sebaik mungkin.

"Semua orang menyerahkan hati dan jiwa mereka dalam upaya penyelamatan meski musim dingin, cuaca dingin dan gempa bumi terjadi di malam hari sehingga semakin menyulitkan," ucap Erdogan.

Erdogan juga mengatakan 45 negara telah menawarkan untuk membantu upaya pencarian dan penyelamatan di Turki.
 

0 Komentar

Berita Terkait

Leave a comment