Militer AS Klaim Temukan Sensor Pengumpulan Data Intelijen di Balon Mata-mata China

14 Februari 2023 04:38
Penulis: Adiantoro, news
Balon mata-mata China yang diduga melayang ke laut setelah ditembak jatuh di lepas pantai di Pantai Surfside, South Carolina, Amerika serikat, pada 4 Februari 2023. (Randall Hill/Reuters)

Sahabat.com - Militer Amerika Serikat (AS) pada Senin (13/2/2023) mengklaim telah menemukan perangkat elektronik penting dari balon mata-mata China yang tembak jatuh oleh jet tempur AS di lepas pantai South Carolina pada 4 Februari lalu.

Militer AS juga menemukan sensor kunci yang mungkin digunakan untuk pengumpulan data intelijen.

"Para kru berhasil menemukan puing-puing yang signifikan dari lokasi, termasuk semua sensor prioritas dan potongan elektronik yang diidentifikasi serta sebagian besar struktur," kata Komando Utara militer AS dalam pernyataannya, dikutip dari Reuters, Selasa (14/2/2023).

Balon mata-mata China terbang selama satu pekan di atas wilayah udara AS dan Kanada. Presiden AS Joe Biden selanjutnya memerintahkan untuk menembak jatuh balon tersebut.

Balon mata-mata ini semakin meningkatkan ketegangan hubungan antara Washington dan Beijing. Situasi ini juga menyebabkan diplomat AS menunda perjalanan ke China.

Munculnya balon mata-mata China menyebabkan militer AS menjelajahi langit untuk mencari objek lain yang tidak bisa ditangkap radar. Kondisi ini membuat militer AS melakukan tiga penembakan dalam tiga hari antara Jumat (10/2/2023) dan Minggu (12/2/2023).

Militer AS dan pemerintahan Biden mengakui, banyak hal tentang objek tak berawak terbaru yang masih belum diketahui, termasuk bagaimana mereka bertahan di udara, siapa yang membangunnya, dan apakah mereka mungkin telah mengumpulkan data intelijen.

Menteri Pertahanan AS Lloyd Austin berusaha menenangkan warga AS mengenai risiko yang ditimbulkan oleh benda tak dikenal itu. "Saya ingin meyakinkan warga Amerika, benda-benda ini tidak menimbulkan ancaman militer bagi siapa pun di lapangan," kata Austin.

"Namun, mereka menimbulkan risiko bagi penerbangan sipil dan berpotensi menjadi ancaman pengumpulan intelijen," lanjutnya.

Militer AS mengatakan, menargetkan objek terbaru lebih sulit daripada menembak jatuh balon mata-mata China, dikarenakan ukurannya yang lebih kecil dan kurangnya tanda radar tradisional pada objek tersebut.

Misalnya, penembakan terbaru terhadap objek tak dikenal pada Minggu (12/2/2023) oleh jet tempur F-16. Dalam penembakan itu, salah satunya gagal mengenai sasaran.

Austin mengatakan, militer AS belum menemukan puing-puing dari tiga objek terbaru yang ditembak jatuh. Salah satu objek tak dikenal itu jatuh di lepas pantai Alaska dalam es dan salju. 

Penembakan lain terhadap objek tak dikenal juga terjadi di wilayah Yukon di Kanada. Pejabat AS telah menolak untuk menghubungkan insiden tersebut.

Namun Perdana Menteri (PM) Kanada Justin Trudeau pada Senin (13/2/2023) mengatakan, empat objek udara yang ditembak jatuh dalam beberapa hari terakhir saling terkait. Tetapi, dia tidak menjelaskan lebih lanjut.

"Jelas ada semacam pola di sana, faktanya kita melihat ini secara signifikan selama sepekan terakhir adalah penyebab ketertarikan dan perhatian," kata Trudeau kepada wartawan dalam konferensi pers di Whitehorse, ibu kota Yukon.

0 Komentar

Berita Terkait

Leave a comment