Sahabat.com - Pakta Pertahanan Atlantik Utara (North Atlantic Treaty Organization/NATO) bakal mengadakan latihan militer gabungan skala besar pekan depan.
Melansir Associated Press (AP), Jumat (19/1/2024), setidaknya 90.000 personel akan mengambil bagian dalam latihan perang yang berlangsung selama beberapa bulan.
Latihan bertajuk "Steadfast Defender 24" ini diharapkan latihan militer ini mampu menunjukkan jika NATO dapat melakukan dan mempertahankan operasi multi-domain yang kompleks selama beberapa bulan.
"Latihan tersebut akan menunjukkan jika NATO dapat melakukan dan mempertahankan operasi multi-domain yang kompleks selama beberapa bulan, melintasi ribuan kilometer, dari High North hingga Eropa Tengah dan Timur, dan dalam kondisi apa pun," jelas organisasi beranggotakan 31 negara itu dalam pernyataannya pada Kamis (18/1/2024).
Disebutkan lebih dari 50 kapal mulai dari kapal induk hingga kapal perusak akan ambil bagian, serta lebih dari 80 jet tempur, helikopter dan drone dan setidaknya 1.100 kendaraan tempur termasuk 133 tank dan 533 kendaraan tempur infanteri.
Pasukan akan bergerak ke dan melalui Eropa hingga akhir Mei dalam skenario konflik yang disimulasikan dengan musuh yang hampir setara. Berdasarkan rencana pertahanan baru NATO, musuh utamanya adalah Rusia dan organisasi teroris.
Panglima Tertinggi Sekutu NATO, Jenderal AS Christopher Cavoli, mengungkapkan latihan tersebut akan menunjukkan kemampuan seluruh anggota untuk saling melindungi.
"Aliansi ini akan menunjukkan kemampuannya untuk memperkuat kawasan Euro-Atlantik melalui pergerakan kekuatan transatlantik dari Amerika Utara. Latihan ini akan menunjukkan persatuan, kekuatan, dan tekad kami untuk melindungi satu sama lain," sebut Cavoli.
Latihan militer yang melibatkan 90.000 tentara itu merupakan yang terbesar dalam beberapa dekade terakhir sejak era perang dingin. Bahkan jumlahnya diperkirakan bisa meningkat karena Swedia kemungkinan bakal bergabung dengan NATO pada tahun ini.
"Rekor jumlah pasukan yang dapat kami bawa dan lakukan latihan dalam jumlah tersebut, di seluruh aliansi, melintasi lautan dari AS hingga Eropa. Hal ini merupakan perubahan besar dibandingkan dengan jumlah pasukan yang dilakukan setahun yang lalu. Swedia, yang diperkirakan akan bergabung dengan NATO tahun ini, juga akan ambil bagian," ungkap Ketua Komite Militer NATO, Laksamana Rob Bauer.
Latihan terakhir dengan skala yang sama adalah latihan "Reforger" selama Perang Dingin pada 1988 dengan 125.000 personel dan latihan "Trident Juncture" pada 2018 dengan 50.000 personel.
NATO menandatangani rencana regional tersebut pada pertemuan puncak mereka di Vilnius tahun 2023, sekaligus mengakhiri periode panjang di mana NATO tidak lagi menganggap rencana pertahanan skala besar diperlukan.
"Steadfast Defender 24" dilakukan ketika perang Rusia terhadap Ukraina memasuki fase buntu. NATO memang tidak terlibat langsung dalam konflik tersebut tapi banyak negara anggotanya mengirimkan senjata dan amunisi secara individu atau kelompok, dan memberikan pelatihan militer.
0 Komentar
Komitmen Cikarang Listrindo Terhadap Keberlanjutan Aspek Lingkungan
Krisis Kemanusiaan Menghantam 3 Juta Anak di Republik Afrika Tengah
300 Ribu Anak Mengungsi, Dampak Kekerasan Geng Haiti
Malaysia Dukung Indonesia Ajukan Jalur Rempah Jadi Warisan Dunia UNESCO
Ditjen Imigrasi Tetapkan Wilayah Koordinasi bagi Petugas Imigrasi di Perwakilan RI
Meninggal Dunia, Pria Tergemuk di Inggris Dievakuasi 6 Unit Damkar
Diserang Ransomware, 18 Rumah Sakit di Rumania Lumpuh
Leave a comment