PBB: Jalur Gaza 'Tempat Paling Berbahaya' di Dunia Bagi Anak-anak

23 November 2023 08:12
Penulis: Adiantoro, news
Lebih dari 5.300 anak-anak Palestina dilaporkan terbunuh hanya dalam 46 hari atau lebih dari 115 anak-anak per hari. (Anadolu Agency)

Sahabat.com - Direktur Eksekutif Dana Anak-anak PBB (UNICEF), Catherine Russell pada Rabu (22/11/2023) mengatakan, ribuan anak-anak Palestina tewas dalam serangan Israel di Jalur Gaza.

Dia menyebutkan, Gaza sebagai 'tempat paling berbahaya' di dunia bagi anak-anak.

"Lebih dari 5.300 anak-anak Palestina dilaporkan terbunuh hanya dalam 46 hari atau lebih dari 115 anak-anak per hari, setiap hari, selama berminggu-minggu. Berdasarkan angka ini, 40 persen kematian di Gaza terjadi pada anak-anak. Ini belum pernah terjadi sebelumnya," ujar Russell, seperti dilansir dari Anadolu Agency, Kamis (23/11/2023).

"Dengan kata lain, Jalur Gaza adalah 'tempat paling berbahaya' di dunia bagi anak-anak," lanjutnya pada pengarahan Dewan Keamanan (DK) Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) tentang perlindungan anak-anak di Gaza.

Russell mengungkapkan anak-anak Gaza berada pada 'risiko ekstrim' dari kondisi kehidupan yang buruk selain dari bom, roket, dan tembakan. "Dampak kekerasan yang dilakukan terhadap anak-anak sangatlah besar, tidak pandang bulu, dan tidak proporsional," tambah Russell.

Dia menekankan jeda kemanusiaan tidaklah cukup. "UNICEF menyerukan gencatan senjata kemanusiaan yang mendesak untuk segera menghentikan pembantaian ini," imbuh Russell.

"Kami khawatir jika eskalasi militer lebih lanjut di selatan Gaza akan memperburuk situasi kemanusiaan di sana secara eksponensial, menyebabkan pengungsian tambahan, dan menekan populasi sipil ke wilayah yang lebih kecil. Serangan di Selatan harus dihindari," tukasnya.

Israel telah melancarkan serangan udara dan darat tanpa henti di Jalur Gaza menyusul serangan mendadak yang dilakukan kelompok militan Palestina Hamas pada 7 Oktober.

Pihak berwenang di Gaza pada Selasa (21/11/2023) mengatakan, jumlah korban tewas akibat serangan Israel yang sedang berlangsung di wilayah yang terkepung sejak saat itu telah meningkat mencapai 14.100 orang, termasuk lebih dari 5.800 anak-anak dan 3.900 wanita. 

Sementara itu, korban tewas di Israel adalah sekitar 1.200 orang, menurut angka resmi.

0 Komentar

Berita Terkait

Leave a comment