Pecah Perang Antarsuku di Manipur India, 60 Orang Tewas dan Puluhan Ribu Warga Terpaksa Mengungsi

10 Mei 2023 11:48
Penulis: Ramses Manurung, news
Sekelompok massa dari salah satu suku setempat menyerang dan membakar rumah, kendaraan, gereja, dan kuil/ist

Sahabat.com-Perang antarsuku pecah di negara bagian Manipur, India timur laut. Situasi sangat mencekam setelah sekelompok massa dari salah satu suku setempat menyerang rumah, kendaraan, gereja, dan kuil.

Kepala Negara Bagian Manipur, N Biren Singh pada Senin (8/5/2023) melaporkan bentrokan mengakibatkan 60 orang tewas, 200 orang terluka dan puluhan ribu orang lainnya harus mengungsi akibat bentrokan tersebut. 

Konflik pecah setelah komunitas penduduk asli memprotes keinginan kelompok etnis utama di negara bagian itu untuk mendapatkan status suku. Komunitas tersebut adalah komunitas Meitei, yang mencakup 53 persen dari populasi Manipur, mereka sudah bertahun-tahun menuntut agar dimasukkan ke dalam kategori Scheduled Tribes atau suku yang diakui oleh negara. 

Status itu akan memberi mereka akses ke lahan hutan dan menjamin jatah pegawai negeri sipil dan tempat di lembaga pendidikan. 

Komunitas Kuki yang tinggal di distrik perbukitan yang sudah diakui sebagai Scheduled Tribes khawatir mereka akan kehilangan kendali atas tanah hutan leluhur mereka jika permintaan Meitei diterima. Mereka kemudian turun ke jalan menekan pemerintah agar tidak memenuhi keinginan komunitas Meitei.    

Menteri Dalam Negeri India, Amit Shah, mengatakan situasi di Manipur sudah aman terkendali dan mengimbau masyarakat untuk menjaga perdamaian.

Amit Shah menegaskan pemerintah Negara Bagian Manipur akan berkonsultasi dengan semua pemangku kepentingan sebelum mengambil keputusan tentang masalah ini.

Mahkamah Agung India menyatakan keprihatinan atas kekerasan tersebut dan meminta pemerintah negara bagian untuk menyerahkan laporan terbaru tentang langkah-langkah bantuan dan rehabilitasi setelah satu minggu. Singh mengatakan pada Senin bahwa lebih dari 20.000 orang yang terlantar di kamp-kamp bantuan sudah dipindahkan ke tempat yang aman. 

Sebagian besar pengungsi adalah perempuan dan anak-anak. 

Terlebih beredar kabar lebih dari 1.000 senjata telah dicuri dari petugas keamanan, 200 di antaranya sudah ditemukan. 

Pemerintah telah mengultimatum agar para pelaku segera mengembalikan semua senjata yang dicuri. Jika tidak, pemerintah akan meluncurkan operasi untuk mendapatkannya kembali.

Sementara itu, militer mengatakan mereka sedang mengendalikan situasi. Pada hari Senin, warga mulai keluar rumah untuk membeli makanan dan obat-obatan setelah jam malam dilonggarkan selama beberapa jam di daerah yang terdampak.

 

0 Komentar

Berita Terkait

Leave a comment