Pemimpin Chechnya Tawarkan Hadiah Hampir Rp1 Miliar untuk yang Berhasil Membunuh Tentara Ukraina Pembakar Alquran

20 Maret 2023 10:46
Penulis: Ramses Manurung, news
Pemimpin Chechnya Ramzan Kadyrov/ist

Sahabat.com - Pimpinan Chechnya Ramzan Kadyrov murka terhadap aksi pembakaran Alquran yang diduga dilakukan oleh tentara Ukraina. Kadyrov bahkan menawarkan hadiah lima juta rubel (sekira Rp991 juta) bagi siapa saja yang berhasil menangkap atau membunuh tentara Ukraina yang diduga sebagai pelaku pembakar Alquran. 

Aksi pembakaran Alquran yang diduga dilakukan oleh tentara Ukraina sempat terekam dan viral di media sosial. Rekaman menunjukkan dua pria yang tampak memakai seragam seperti militer Ukraina menggunakan halaman dari Alquran untuk menyalakan api.

Kadyrov menegaskan kecaman saja tak cukup sebagai respons atas tindakan tentara Ukraina yang baru-baru ini membakar halaman-halaman dari Alquran. 

"Saya mengumumkan hadiah lima juta rubel (sekira Rp991 juta) untuk membasmi sampah ini," tulis Kadyrov. Dia memastikan hadiahnya akan dua kali lebih tinggi jika tentara penoda Alquran itu ditangkap hidup-hidup.

Kadyrov menyatakan sayembara yang baru saja diumumkannya bisa diklaim kapan saja. 

"Kapan pun itu terjadi, hari ini, besok, dalam setahun, uang akan menunggu. Dan tidak peduli siapa yang melakukannya: satu peleton, kelompok, satu orang, uangnya akan diserahkan sepenuhnya," tandasnya.

Kadyrov juga bersumpah tidak akan membiarkan siapa pun memperlakukan kitab suci Islam dengan tidak hormat. Dia berharap tentara Ukraina yang telah membakar halaman-halaman Alquran akan mendapat hukuman dari Tuhan. 

Ia menyebut tindakan pembakaran halaman Alquran yang dilakukan oleh tentara Ukraina mewakili ideologi negara tersebut menggambarkan sifat "fasis-setan". 

Kadyrov juga mencemooh "orang-orang Muslim yang diduga berperang sebagai bagian dari angkatan bersenjata Ukraina".

Sejauh ini belum ada pihak yang mengaku bertanggungjawab atas aksi pembakaran halaman-halaman Alquran tersebut. Ukraina membantah dikaitkan dengan beredarnya video tersebut. Hal yang sama juga dilakukan Rusia. 

Moskow bahkan menyebut video itu sebagai bentuk Islamfobia dari pihak Ukraina. Ukraina balik menuduh video tersebut adalah palsu dan dibuat oleh Rusia sebagai propaganda untuk mendiskreditkan negaranya.

 

0 Komentar

Berita Terkait

Leave a comment