Pentagon Sebut Balon Mata-mata China Terlihat di Wilayah Barat AS

03 Februari 2023 07:26
Penulis: Adiantoro, news
Sebuah balon mata-mata terbang di langit di atas Billings, Montana, 1 Februari 2023. (Reuters)

Sahabat.com - Amerika Serikat (AS) melacak sebuah balon pengintai yang dicurigai milik China.

Balon mata-mata itu terlihat di wilayah udara AS selama beberapa hari. Namun Pentagon memutuskan untuk tidak menembak jatuh balon itu karena risiko dapat mengintai orang di darat, kata para pejabat, Kamis (2/2/2023), seperti dikutip The Associated Press (AP). 

Penemuan balon mata-mata ini menambah ketegangan hubungan AS-China yang semakin meningkat. Seorang pejabat senior pertahanan memberitahu wartawan Pentagon bila AS punya keyakinan tinggi jika itu adalah balon altitudo tinggi milik China yang terbang di atas situs-situs sensitif untuk mengumpulkan informasi. 

Salah satu tempat dimana balon itu terlihat adalah Montana, yang merupakan markas bagi salah satu dari tiga silo rudal nuklir di Pangkalan Angkatan Udara Malmstrom. Pejabat itu berbicara tanpa menyebut nama untuk membahas informasi sensitif.

Juru bicara Pentagon, Brigadir Jenderal Patrick Ryder, memberikan pernyataan singkat tentang masalah tersebut, dengan mengatakan pemerintah terus melacak balon tersebut. 

Dia mengatakan benda itu saat ini terbang di ketinggian jauh di atas lalu lintas udara komersial dan tidak menimbulkan ancaman militer maupun fisik terhadap orang-orang di darat.

Ryder mengungkapkan aktivitas balon serupa telah terlihat dalam beberapa tahun terakhir. Dia menambahkan AS mengambil sejumlah tindakan untuk memastikan jika benda itu tidak mengumpulkan informasi sensitif.

Pejabat pertahanan itu menyebutkan, AS telah berkomunikasi dengan pejabat China melalui berbagai kanal dan menyampaikan keseriusan masalah tersebut. Pernyataan Pentagon itu disampaikan beberapa hari sebelum Menteri Luar Negeri Antony Blinken dijadwalkan mengunjungi China.

Namun, belum jelas apakah pernyataan itu bakal berdampak pada rencana perjalanan Blinken, yang belum secara resmi diumumkan Kementerian Luar Negeri AS.

0 Komentar

Berita Terkait

Leave a comment