Punya Rudal Hipersonik, Iran Sesumbar Bisa Hancurkan Wilayah Israel dalam 7 Menit!

07 Juni 2023 08:57
Penulis: Ramses Manurung, news
Ilustrasi rudal hipersonik/ist

Sahabat.com-Iran kini sudah memiliki senjata super canggih rudal hipersonik buatan sendiri. Senjata mematikan itu telah diluncurkan pada Selasa (6/6). Peluru kendali balistik ini diklaim bisa menembus sistem pertahanan udara Iron Dome milik Israel.

Presiden Iran Ebrahim Raisi mengatakan rudal hipersonik itu akan membuat Iran menjadi kawasan yang aman dari musuh.

"Kekuatan misil ini berarti kawasan itu akan aman dari pelaku kejahatan dan agresi asing," kata Raisi, Selasa (6/6).

Menurut Raisi, bagi sekutu Iran, rudal tersebut merupakan pesan keamanan. Namun bagi musuh Teheran maknanya akan berbeda.

"Pesannya kepada mereka yang berencana menyerang Iran adalah Republik Islam Iran adalah negara yang kuat dan kekuatannya bertujuan mendukung rakyat Iran dan orang-orang tertindas di dunia," kata Raisi.

Rudal Fattah diklaim bisa mencapai kecepatan tertinggi hingga 15 kali kecepatan suara. Rudal ini juga disebut bisa menjangkau hingga 1.400 kilometer dan dapat menghantam Israel dalam 400 detik atau 6,6 menit.

Hal senada disampaikan TV pemerintah Iran. Disebut Rudal Fattah dapat melewati sistem rudal anti-balistik tercanggih Amerika Serikat dan rezim Zionis, termasuk Iron Dome Israel. Sebelumnya, pada November lalu, Iran mengatakan sedang membangun rudal balistik hipersonik yang dapat bermanuver masuk dan keluar dari atmosfer.

Namun, mereka tak memberikan bukti klaim tersebut.

Sejumlah pengamat militer kerap menilai Iran sering melebih-lebihkan kemampuan militer termasuk rudal mereka.

Diketahui, selama ini teknologi rudal hipersonik terbang lebih dari lima kali kecepatan suara. Kecepatan ini membuat pergerakan rudal jenis hipersonik tak bisa diprediksi sehingga sulit dideteksi atau dicegat. Sebagaimana rudal balistik tradisional, hipersonik bisa mengirimkan senjata nuklir.

Hanya ada empat negara yang mengklaim memiliki teknologi rudal hipersonik di antaranya Amerika Serikat dan Rusia.

 

      

 

0 Komentar

Berita Terkait

Leave a comment