Putin Teken RUU Wajib Militer Baru, yang Membangkang Bisa Kena Sanksi Cabut SIM

15 April 2023 10:36
Penulis: Ramses Manurung, news
Presiden Rusia Vladimir Putin/ist

Sahabat.com - Presiden Rusia Vladimir Putin resmi meneken rancangan undang-undang tentang wajib militer yang baru, pada Jumat (15/4/2023).

Undang-undang yang baru mengizinkan pihak berwenang mengeluarkan notifikasi elektronik untuk calon anggota pasukan cadangan dan wajib militer. 

Peraturan militer Rusia sebelumnya mewajibkan pemberitahuan langsung pada calon tentara cadangan dan wajib militer yang dipanggil bertugas. Sementara dalam undang-undang yang baru mengizinkan kantor wajib militer setempat mengirimkan notifikasi melalui layanan pos elektronik pemerintah.

Diketahui banyak warga Rusia yang menghindari wajib militer. Undang-undang baru menutup celah tersebut. Langkah ini dilakukan untuk menciptakan alat mempercepat upaya memperkuat militer untuk mengantisipasi serangan Ukraina beberapa pekan mendatang.

Orang yang menerima notifikasi tapi tidak menjalani wajib militer alias membangkang akan dilarang meninggalkan Rusia. Surat izin mengemudi mereka juga akan ditangguhkan dan dilarang menjual apartemen dan aset-aset yang lain. 

Aktivis hak asasi manusia dan kritikus Rusia mengecam legislasi tersebut. Mereka menyebut undang-undang baru tersebut sebagai langkah maju menuju 'kamp penjara digital'.

Istri mendiang Walikota St. Petersburg Anatoly Sobchak, Lyudmila Narusova satu-satunya anggota parlemen yang menolak legislasi tersebut. 

Narusova mengatakan legislasi itu berkontrakdiksi dengan konstitusi Rusia dan berbagai undang-undang lainnya. Ia sangat keberatan rancangan undang-undang itu diloloskan dengan tergesa-gesa, mengutip republikacoid.

Legislasi ini juga dikhawatirkan akan memicu gelombang mobilisasi yang baru. Pihak berwenang membantah rencana mobilisasi pasukan ke Ukraina. Pada pekan ini juru bicara Kremlin Dmitry Peskov mengatakan legislasi ini diperlukan untuk menggantikan sistem yang sudah ketinggalan zaman dan memiliki banyak celah yang terungkap setelah mobilisasi pasial musim gugur lalu.

Pada bulan September lalu Putin memanggil 300 ribu pasukan cadangan setelah serangan balik Ukraina memukul mundur pasukan Rusia dari wilayah-wilayah di bagian timur negara itu. Mobilisasi pasukan memicu banyaknya warga Rusia yang keluar negeri diperkirakan mencapai ratusan ribu orang.

 

0 Komentar

Berita Terkait

Leave a comment