Sebastian Pinera, Mantan Presiden Cile Itu Tewas Kecelakaan Helikopter

07 Februari 2024 09:57
Penulis: Adiantoro, news
Mantan Presiden Cile Sebastian Pinera tewas dalam sebuah kecelakaan helikopter, pada Selasa (6/2/2024). (Istimewa)

Sahabat.com - Mantan Presiden Cile Sebastian Pinera yang sempat menjabat dua periode, tewas dalam sebuah kecelakaan helikopter, pada Selasa (6/2/2024). 

Pinera meninggal pada usia 74 tahun. Helikopter yang membawa miliarder konservatif itu jatuh di wilayah Los Ríos di Cile selatan.

Menteri Dalam Negeri Cile Carolina Tohá juga membenarkan informasi meninggalnya mantan presiden tersebut.

"Pesawat tersebut membawa empat orang, tiga di antaranya selamat dari kecelakaan itu dan berhasil keluar dari bahaya," kata Tohá, seperti dilaporkan CNN, Selasa (6/2/2024).

Pada saat kecelakaan terjadi, curah hujan meluas di wilayah tersebut, namun tidak jelas apakah cuaca menyebabkan kecelakaan tersebut. Jenazah Pinera telah ditemukan oleh angkatan laut Cile.

Pinera, yang berusia 74 tahun, menjabat sebagai presiden Cile pada 2010 hingga 2014 dan kembali menjabat pada 2018 hingga 2022.

Pemakaman kenegaraan akan diadakan untuk mendiang pemimpin tersebut, dan Presiden Cile Gabriel Boric telah mengumumkan tiga hari berkabung nasional. Namun masih belum ada kepastian kapan pemakaman Pinera akan dilaksanakan.

Cile sendiri dalam kondisi berkabung nasional akibat kebakaran hutan yang masih berlangsung. Kebakaran hutan itu disebut sebagai insiden terburuk sepanjang sejarah, yang telah menewaskan lebih dari 120 orang.

Kembali, Tohá mengungkapkan, Pemerintah Cile terkejut atas tragedi yang menewaskan Pinera. Pemerintah Cile menyampaikan solidaritasnya kepada keluarga mantan presiden, kepada orang-orang terdekatnya, dan juga kepada seluruh warga Cile.

Pinera menempuh pendidikan di Cile dan di Universitas Harvard di Amerika Serikat (AS). Menurut Forbes, pengusaha yang beralih menjadi politisi ini memiliki kekayaan sekitar US$2,7 miliar. 

Dia mendirikan perusahaan kartu kredit Banco pada 1970-an dan, pada masa jabatan pertamanya sebagai presiden, Pinera menepati janjinya untuk mendivestasikan asetnya, lapor Forbes.

Masa jabatan pertama Pinera dimulai pada 2010 ketika dia menggantikan Michelle Bachelet, seorang presiden populer yang memimpin negara tersebut melewati kemerosotan ekonomi global.

Sementara masa jabatan keduanya diwarnai dengan aksi protes dan kerusuhan besar-besaran, yang mengguncang negara itu pada Oktober 2019 ketika para pengunjuk rasa menuntut pensiun yang lebih baik, pendidikan yang lebih baik, dan diakhirinya sistem ekonomi yang menurut mereka menguntungkan kaum elit.

Kerusuhan tersebut menyebabkan Pinera menyetujui pemungutan suara mengenai perlunya mengubah konstitusi yang diwarisi dari kediktatoran.

Dia juga memimpin tanggap pandemi Covid-19 di negara tersebut, dimana negara Andes yang berpenduduk 19 juta jiwa ini merupakan salah satu negara dengan tingkat vaksinasi tertinggi di dunia.

0 Komentar

Berita Terkait

Leave a comment