Sekjen PBB Sebut Jumlah Kematian di Gaza Tunjukkan Ada yang Salah dengan Operasi Israel

09 November 2023 01:44
Penulis: Adiantoro, news
Sekretaris Jenderal (Sekjen) Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) Antonio Guterres. (Istimewa)

Sahabat.com - Sekretaris Jenderal (Sekjen) Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) Antonio Guterres pada Rabu (8/11/2023) mengatakan, jumlah warga sipil yang terbunuh di Jalur Gaza menunjukkan ada sesuatu yang "jelas salah" dalam operasi militer Israel terhadap militan Hamas Palestina.

"Ada pelanggaran yang dilakukan Hamas ketika mereka memiliki perisai manusia. Namun kalau melihat jumlah warga sipil yang terbunuh dalam operasi militer itu, jelas ada sesuatu yang salah," ujar Guterres dalam wawancara dengan kantor berita Reuters.

Israel telah bertekad menghancurkan Hamas, yang menguasai Jalur Gaza, setelah militan tersebut membunuh 1.400 orang dan menyandera lebih dari 240 orang dalam serangan 7 Oktober 2023. Israel telah menggempur Gaza dari udara, mengepungnya dan melancarkan serangan darat. 

Para pejabat Palestina mengatakan kini susah 10.569 orang terbunuh, dengan 40 persen dari mereka yakni anak-anak.

"Penting juga untuk membuat Israel memahami kalau akan bertentangan dengan kepentingan Israel jika setiap hari kita melihat gambaran buruk tentang kebutuhan kemanusiaan yang sangat besar bagi rakyat Palestina," lanjutnya.

"Itu tidak membantu Israel dalam kaitannya dengan opini publik global," tambah Guterres.  

Dia membandingkan jumlah anak-anak yang terbunuh di Gaza dengan jumlah korban konflik di seluruh dunia yang dia laporkan setiap tahun kepada Dewan Keamanan PBB.

"Jumlah tertinggi pembunuhan anak yang dilakukan pihak manapun dalam seluruh konflik yang kita saksikan adalah ratusan kasus setiap tahun," imbuhnya.

"Dalam beberapa hari ini kita melihat ribuan anak-anak terbunuh di Gaza. Berarti ada sesuatu yang salah dalam cara Israel melakukan operasi militer," urai Guterres.

Laporan PBB mengenai anak-anak dan konflik bersenjata mencakup daftar yang untuk mempermalukan pihak-pihak yang berkonflik dengan harapan mendorong mereka untuk menerapkan langkah-langkah dalam melindungi anak-anak. 

Hal ini telah lama menjadi kontroversi. Para diplomat mengatakan, dalam beberapa tahun terakhir Israel menekan supaya namanya tidak masuk dalam daftar tersebut.

Guterres sendiri menggambarkan situasi kemanusiaan di Gaza sebagai "bencana". "Sangatlah penting untuk menyalurkan bantuan kemanusiaan ke Gaza yang sesuai dengan kebutuhan yang dihadapi masyarakat," tukas Guterres. 

0 Komentar

Berita Terkait

Leave a comment