Sahabat.com - Thailand akan segera melaksanakan pemilu untuk memilih Perdana Menteri baru. Dijadwalkan pemilu akan dilaksanakan pada awal atau pertengahan Mei 2023.
Persiapan menyongsong pemilu ditandai dengan kebijakan Pemerintah Thailand membubarkan parlemen pada Senin (20/3/2023). Perdana Menteri Thailand Prayut Chan-o-cha telah menyerahkan surat pembubaran kepada raja pekan lalu untuk mendapatkan persetujuan.
Undang-undang pemilu di Thailand menyatakan pemilu mesti berlangsung dalam kurun 60 hari setelah pembubaran parlemen.
Pembubaran parlemen lebih awal memberikan waktu longgar bagi partai politik menyusun daftar calon anggota parlemen. Mereka juga lebih leluasa mencari partai mitra untuk berkoalisi.
Partai Ruam Thai Sang Chart atau dikenal pula United Thai Nation (UTN) diyakini akan bersaing ketat dengan Pheu Thai yang dipimpin Paetongtarn, putri mantan perdana menteri Thaksin Shinawatra yang dikudeta militer dari pemerintahannya pada 2006.
Paetongtarn, dalam beberapa jajak pendapat beberapa bulan terakhir diunggulkan dalam pertarungan menuju kursi perdana menteri. Bahkan diyakini, partai ini mendapatkan kursi mayoritas di parlemen.
"Saya yakin memenangkan pemilu dengan suara mayoritas," kata Paetongtarn, Jumat (17/3/2023).
0 Komentar
Komitmen Cikarang Listrindo Terhadap Keberlanjutan Aspek Lingkungan
Krisis Kemanusiaan Menghantam 3 Juta Anak di Republik Afrika Tengah
300 Ribu Anak Mengungsi, Dampak Kekerasan Geng Haiti
Malaysia Dukung Indonesia Ajukan Jalur Rempah Jadi Warisan Dunia UNESCO
Ditjen Imigrasi Tetapkan Wilayah Koordinasi bagi Petugas Imigrasi di Perwakilan RI
Meninggal Dunia, Pria Tergemuk di Inggris Dievakuasi 6 Unit Damkar
Diserang Ransomware, 18 Rumah Sakit di Rumania Lumpuh
Leave a comment