Tercatat 49.500 Orang Tewas , Kasus Bunuh Diri di AS Pecahkan Rekor

12 Agustus 2023 02:41
Penulis: Adiantoro, news
Ilustrasi. Kasus bunuh diri didorong tingkat depresi yang tinggi. (Istimewa)

Sahabat.com - Setidaknya 49.500 orang bunuh diri sepanjang tahun lalu di Amerika Serikat (AS).

Angka itu adalah jumlah tertinggi yang pernah ada dalam sejarah negara Paman Sam tersebut.

Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC), yang mencatat angkanya, belum menghitung tingkat bunuh diri untuk tahun ini. Namun, data yang tersedia menunjukkan jika bunuh diri lebih umum terjadi di AS kapan pun sejak awal Perang Dunia II.

"Ada yang salah. Jumlahnya tidak boleh naik," kata Christina Wilbur, seorang wanita Florida berusia 45 tahun yang putranya menembak dirinya sendiri hingga tewas pada tahun lalu, seperti dilansir dari The Associated Press (AP), Sabtu (12/8/2023).

"Anak saya seharusnya tidak mati. Saya tahu ini sangat rumit. Tapi kita harus bisa melakukan sesuatu. Sesuatu yang tidak selama ini kita lakukan. Karena apapun yang kita lakukan saat ini tidak membantu," lanjutnya.

Para ahli memperingatkan jika bunuh diri adalah kasus yang rumit. Peningkatan baru-baru ini mungkin didorong oleh berbagai faktor, termasuk tingkat depresi yang lebih tinggi dan terbatasnya ketersediaan layanan kesehatan mental.

"Tapi pendorong utamanya adalah meningkatnya ketersediaan senjata," kata Jill Harkavy-Friedman, wakil presiden senior penelitian di American Foundation for Suicide Prevention.

Upaya bunuh diri yang melibatkan senjata berakhir dengan kematian jauh lebih sering daripada dengan cara lain. Di sisi lain, penjualan senjata telah melonjak, menempatkan lebih banyak senjata api di banyak rumah.

Analisis Universitas Johns Hopkins baru-baru ini menggunakan data awal tahun 2022 untuk menghitung jika tingkat bunuh diri senjata secara keseluruhan naik tahun lalu ke level tertinggi sepanjang masa. 

Untuk pertama kalinya, tingkat bunuh diri bersenjata di kalangan remaja kulit hitam melampaui tingkat remaja kulit putih, demikian temuan para peneliti. "Saya tidak tahu apakah Anda bisa membicarakan bunuh diri tanpa membicarakan senjata api," sebut Harkavy-Friedman.

Bunuh diri AS terus meningkat dari awal 2000-an hingga 2018, ketika angka nasional mencapai level tertinggi sejak 1941. Tahun itu terjadi sekitar 48.300 kematian bunuh diri, atau 14,2 untuk setiap 100.000 orang Amerika Serikat.

Angka tersebut sedikit turun pada 2019. Turun lagi pada 2020, selama tahun pertama pandemi Covid-19. Beberapa ahli mengaitkannya dengan fenomena yang terlihat pada tahap awal perang dan bencana alam, ketika orang-orang bekerja sama dan saling mendukung.

Namun pada 2021, kasus bunuh diri naik 4 persen. Tahun lalu, menurut data baru, jumlahnya melonjak lebih dari 1.000, menjadi 49.449, sekitar 3 persen peningkatan dibandingkan tahun sebelumnya. 

Data sementara berasal dari sertifikat kematian AS dan dianggap hampir lengkap, tetapi mungkin sedikit berubah karena informasi kematian ditinjau dalam beberapa bulan ke depan.

Peningkatan terbesar terlihat pada orang dewasa yang lebih tua. Kematian meningkat hampir 7 persen pada orang berusia 45 hingga 64 tahun, dan lebih dari 8 persen pada orang berusia 65 tahun ke atas. Pria kulit putih, khususnya, memiliki tingkat yang sangat tinggi, kata CDC.

"Banyak orang paruh baya dan lanjut usia mengalami masalah seperti kehilangan pekerjaan atau kehilangan pasangan, dan penting untuk mengurangi stigma dan hambatan lain bagi mereka untuk mendapatkan bantuan," kata Dr. Debra Houry, kepala petugas medis CDC.

Bunuh diri pada orang dewasa usia 25 hingga 44 tahun tumbuh sekitar 1 persen. Data baru menunjukkan jika bunuh diri menjadi penyebab kematian kedua pada kelompok usia tersebut pada 2022, naik dari peringkat ke-4 pada 2021.

Terlepas dari statistik yang suram, ada yang mengatakan ada alasan untuk optimis. Saluran krisis nasional diluncurkan setahun yang lalu, artinya siapa pun di AS dapat menghubungi nomor 988 untuk menghubungi spesialis kesehatan mental.

CDC memperluas program bunuh diri untuk mendanai lebih banyak pekerjaan pencegahan di berbagai komunitas. "Ada peningkatan kesadaran akan masalah ini dan tidak apa-apa untuk meminta bantuan," kata pejabat kesehatan.

Ada penurunan lebih dari 8 persen kasus bunuh diri pada orang berusia 10 hingga 24 tahun pada 2022. Itu mungkin karena meningkatnya perhatian terhadap masalah kesehatan mental remaja dan dorongan bagi sekolah dan lainnya untuk fokus pada masalah tersebut, ungkap pejabat CDC.

Tetapi bahkan jumlah yang lebih kecil pun menutupi tragedi bagi keluarga. Christina Wilbur kehilangan putranya yang berusia 21 tahun, Cale, pada 16 Juni tahun lalu. Dia meninggal di rumahnya di Land O' Lakes, Florida.

Cale Wilbur telah kehilangan dua teman dan seorang paman karena bunuh diri dan menghadapi depresi. Pada pagi yang mengerikan itu, dia dan ibunya bertengkar. Dia telah mengkonfrontasinya tentang penggunaan narkoba, kata ibunya. 

Dia meninggalkan kamar tidurnya dan ketika dia kembali dia punya pistol. "saya memohon padanya untuk tenang. Sepertinya dia santai sesaat, tapi kemudian dia bunuh diri," imbuhnya.

Dia menggambarkan hidupnya sejak itu sebagai lubang hitam kehampaan dan kesedihan, dan merasa sulit untuk berbicara dengan teman atau bahkan keluarga tentang Cale. "Hanya ada lubang besar setinggi 6 kaki, di mana-mana. Semuanya mengingatkan saya pada apa yang hilang," urainya.

Sulit menemukan profesional untuk membantu, dan yang ada di sekitar bisa mahal, katanya. Dia beralih ke kelompok pendukung, termasuk organisasi bernama Alliance of Hope for Suicide Loss Survivors yang mengoperasikan forum online 24/7. "Tidak ada yang seperti bersama orang-orang yang mengerti," tukasnya.

0 Komentar

Berita Terkait

Leave a comment