Terpapar Virus Marburg, 9 Warga Equatorial Guinea Dilaporkan Tewas

14 Februari 2023 05:25
Penulis: Adiantoro, news
Seorang wanita dengan infeksi virus Marburg memiliki ruam di punggungnya. (CDC)

Sahabat.com - Equatorial Guinea (Guinea Khatulistiwa), satu negara di Afrika Tengah, pada Senin (13/2/2023) mengonfirmasi wabah virus Marburg untuk pertama kalinya.

Sedikitnya sembilan orang warga dinyatakan tewas setelah terpapar virus tersebut. Kabar tersebut telah dikonfirmasi Menteri Kesehatan Mitoha Ondo'o Ayekaba dalam pernyataannya pada Senin (13/2/2023).

"Equatorial Guinea telah mengkonfirmasi wabah penyakit virus Marburg yang pertama kalinya, menyusul kematian sedikitnya sembilan orang di Provinsi Kie-Ntem," kata Ayekaba, seperti dikutip dari AFP, Selasa (14/2/2023).

Sementara Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) juga telah mengonfirmasi wabah di negara kecil benua Afrika tersebut.

"Penyelidikan lebih lanjut sedang berlangsung. Tim lanjutan telah dikerahkan di distrik yang terkena dampak untuk melacak kontak, mengisolasi dan memberikan perawatan medis kepada orang yang menunjukkan gejala penyakit tersebut," jelas WHO dalam pernyataannya.

Sejauh ini, ungkap WHO, sembilan kematian dan 16 dugaan kasus telah dilaporkan. Mereka yang terpapar virus Marburg mengalami sejumlah gejala termasuk demam, kelelahan, dan muntah bernoda darah serta diare.

Pekan lalu, pemerintah Equatorial Guinea mengumumkan sedang menyelidiki penyebab sejumlah kasus yang diduga demam berdarah. Namun, hanya tiga orang yang menunjukkan gejala ringan, dan telah diisolasi di sebuah rumah sakit di wilayah timur pedesaan dengan hutan lebat di dekat perbatasan Gabon dan Kamerun. 

Ayekaba mengatakan pemerintah telah membuat peringatan kesehatan di Provinsi Kie-Ntem dan distrik tetangga Mongomo, dan merencanakan penguncian setelah berkonsultasi dengan WHO dan PBB (Perserikatan Bangsa-Bangsa).

"Marburg sangat menular. Berkat tindakan cepat dan tegas oleh otoritas Equatorial Guinea dalam mengonfirmasi penyakit tersebut, tanggap darurat dapat dilakukan dengan cepat sehingga kami menyelamatkan nyawa dan menghentikan virus sesegera mungkin," kata Direktur Regional WHO untuk Afrika, Dr Matshidiso Moeti.

Virus Marburg adalah bagian dari apa yang disebut keluarga filovirus yang juga termasuk virus Ebola, yang mendatangkan malapetaka pada beberapa wabah sebelumnya di benua Afrika.

Ini adalah patogen yang sangat berbahaya yang menyebabkan demam parah yang sering disertai pendarahan. Virus ini sering menargetkan beberapa organ dan mengurangi kemampuan tubuh untuk berfungsi sendiri.

Sayangnya tidak ada vaksin atau obat resmi untuk mengobati Marburg, tetapi perawatan rehidrasi untuk meringankan gejala dapat meningkatkan peluang bertahan hidup. Bergantung pada strain dan manajemen kasus, tingkat kematian virus berkisar dari 24 hingga 88 persen.

Selama wabah di Angola pada 2004, virus tersebut membunuh 90 persen dari 252 orang yang terinfeksi. Di Ghana tahun lalu, dua orang meninggal karena Marburg.


 

0 Komentar

Berita Terkait

Leave a comment