Vladimir Putin Sebut Barat Gunakan Dolar Sebagai Senjata

27 Juli 2023 01:26
Penulis: Adiantoro, news
Presiden Rusia Vladimir Putin bertemu dengan kepala Bank Pembangunan Baru Dilma Rousseff di St. Petersburg, 26 Juli 2023. (Istimewa/©kremlin.ru)

Sahabat.com - Presiden Rusia Vladimir Putin mengatakan, menyiapkan lembaga keuangan alternatif adalah upaya yang sulit, namun perlu pada saat Washington menjadikan dolar Amerika Serikat (AS) sebagai senjata.

Hal itu disampaikan Putin pada pertemuan dengan kepala Bank Pembangunan Baru Dilma Rousseff pada Rabu (26/7/2023). Demikian seperti dilansir dari RT.

Mantan presiden Brasil, yang mengambil alih BRICS Development Bank pada Maret, berada di St. Petersburg untuk bertemu dengan Putin menjelang KTT Rusia-Afrika pada pekan ini .

"Saya yakin, dengan menggunakan pengalaman Anda yang kaya dalam pemerintahan dan pengetahuan di bidang ini, Anda akan melakukan segalanya untuk mengembangkan institusi ini, yang menurut saya sangat penting hari ini," kata Putin kepada Rousseff.

"Dalam kondisi saat ini, ini bukan pekerjaan mudah mengingat apa yang terjadi di dunia keuangan dan penggunaan dolar sebagai alat perjuangan politik," tambahnya.

Putin menekankan blok ekonomi Brasil, Rusia, India, China, dan Afrika Selatan tidak ditujukan kepada siapa pun, tetapi bekerja sama demi kepentingan bersama, termasuk di bidang keuangan. 

Dia mengungkapkan, anggota BRICS sudah semakin banyak menyelesaikan rekening dalam mata uang nasional. Rousseff setuju jika pendekatan ini harus diterapkan oleh negara-negara berkembang pada umumnya. 

Dia juga mengatakan, tantangan terbesar negara berkembang adalah kemampuan menggalang dana untuk proyek-proyek kepentingan nasional, mulai dari pelayanan sosial hingga isu lingkungan. 

Masalah ini, menurutnya, terabaikan karena semua orang fokus pada masalah utang. AS menyumbang sekitar 20 persen dari hasil ekonomi global, tetapi lebih dari 50 persen cadangan mata uang dunia disimpan dalam dolar. 

Persentase itu sebenarnya menyusut selama setahun terakhir, karena sanksi keuangan terhadap Rusia atas konflik Ukraina, termasuk pembekuan cadangan negara dan pemblokiran akses SWIFT, yang menimbulkan kekhawatiran di negara lain jika tindakan tersebut mungkin menargetkan mereka di masa depan. 

Pada Oktober lalu, Putin berpendapat jika AS telah mendiskreditkan institusi cadangan keuangan internasional dengan mempersenjatai dolar, pertama dengan emisi moneter dan kemudian dengan 'mencuri' dana Rusia. 

Sejak saat itu, Menteri Keuangan AS Janet Yellen setuju jika sanksi dapat mendorong beberapa negara meninggalkan dolar. "Era sejarah panjang dominasi dolar Amerika akan segera berakhir," jelas Andrey Kostin, kepala bank VTB Rusia, dalam wawancaranya pada bulan lalu. 

Sementara sebagian besar ekonom Barat tidak melihat mata uang lain yang mampu menggantikan greenback, Putin mengisyaratkan pada Juni lalu, BRICS sedang mengerjakan mata uang cadangannya sendiri, mungkin berdasarkan keranjang komoditas.

0 Komentar

Berita Terkait

Leave a comment