Sahabat.com-Setelah pandemi covid-19 kini muncul lagi wabah kasus pneumonia misterius yang menyerang anak-anak. Kasus pneumonia misterius ini pertama kali ditemukan di China dengan jumlah pasien mencapai 7.000 anak sejak pertengahan Oktober 2023.
Dilaporkan wabah ini telah menyebar ke sejumlah negara. Hingga awal Desember 2023 tercatat ada delapan negara yang terserang wabah pneumonia misterius. Di antaranya, yakni: China, Denmark, Swedia, Swiss, Belanda, Inggris, Perancis dan Amerika Serikat.
Otoritas kesehatan China mengungkapkan mereka mendeteksi adanya patogen yang sudah diketahui sebagai penyebab penyakit pernapasan itu, bukan virus baru. Para dokter serta peneliti kesehatan masyarakat mengatakan tidak ada bukti yang menimbulkan kekhawatiran internasional. Meski demikian, ada beberapa negara di Eropa yang kemudian melaporkan adanya kasus pneumonia misterius.
Sementara itu, Pejabat kesehatan Denmark mengatakan bahwa wabah ini telah mencapai “tingkat epidemi”.
Para pejabat kesehatan di China dan Eropa mengatakan bahwa kurangnya paparan terhadap penyakit pernapasan selama masa lockdown di era Covid-19 yang membuat anak-anak lebih rentan terhadap ancaman seperti ini.
Baca juga: Menkes: Wabah Pneumonia di China Bukan Virus Baru Seperti COVID
Di sisi lain, WHO menyampaikan, kasus-kasus pneumonia ini tidak menyerupai patogen baru apa pun, meskipun mereka terus menekan China untuk meminta lebih banyak data dan informasi.
Tetapi, para pejabat China mengaitkan kasus-kasus ini dengan peningkatan kembali kasus-kasus tersebut pasca-lockdown, dan menepis kekhawatiran bahwa ini adalah virus yang benar-benar baru.
China adalah negara yang menerapkan lockdown terpanjang dan terketat di dunia selama pandemi Covid-19. Penerapan pembatasan itu menurut WHO membuat anak-anak di sana kehilangan kemampuan untuk mengembangkan antibodi alami terhadap penyakit musiman yang lebih umum.
Inggris melaporkan sebanyak 49 anak di Wales telah terjangkit penyakit infeksi pernapasan, pneumonia mikoplasma terhitung dari April hingga September lalu. Selain itu, 12 kasus juga telah dilaporkan di Inggris dalam jangka waktu yang sama, menurut sebuah penelitian. Meskipun peningkatan infeksi pada periode seperti ini merupakan hal yang wajar, Public Health Wales (PHW) mengatakan ini adalah lonjakan infeksi terbesar yang dilaporkan sejak 2020.
Tak hanya Eropa, sejumlah negara bagian di Amerika Serikat juga melaporkan peningkatan pasien yang terkena pneumonia. Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC) melaporkan lonjakan negara bagian yang warganya terkena penyakit pernapasan tersebut. Ini termasuk, negara bagian Lousiana, Carolina Selatan, Alabama, California, Colorado, Florida, Georgia, Mississippi, New Mexico, Puerto Rico, Tennessee, dan Texas.
0 Komentar
Komitmen Cikarang Listrindo Terhadap Keberlanjutan Aspek Lingkungan
Krisis Kemanusiaan Menghantam 3 Juta Anak di Republik Afrika Tengah
300 Ribu Anak Mengungsi, Dampak Kekerasan Geng Haiti
Malaysia Dukung Indonesia Ajukan Jalur Rempah Jadi Warisan Dunia UNESCO
Ditjen Imigrasi Tetapkan Wilayah Koordinasi bagi Petugas Imigrasi di Perwakilan RI
Meninggal Dunia, Pria Tergemuk di Inggris Dievakuasi 6 Unit Damkar
Diserang Ransomware, 18 Rumah Sakit di Rumania Lumpuh
Leave a comment