WHO: Bangladesh Dilanda Wabah Demam Berdarah Terburuk

07 September 2023 07:28
Penulis: Adiantoro, news
Disebutkan kasus demam berdarah di Bangladesh sebagai wabah yang paling parah. (Reuters)

Sahabat.com - Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menyampaikan keprihatinannya atas wabah demam berdarah yang melanda Bangladesh. Disebutkan kasus demam berdarah ini sebagai wabah yang paling parah.

WHO mengungkapkan perubahan iklim juga telah berkontribusi terhadap penyebaran penyakit yang ditularkan oleh nyamuk ini. Sejak wabah ini muncul pada April lalu, Bangladesh telah mencatat lebih dari 135.000 kasus dan 650 kematian akibat demam berdarah, di negara dengan populasi terbesar kedelapan di dunia, menurut WHO.

Bulan lalu saja, lebih dari 300 kematian terkait demam berdarah telah dilaporkan, seperti yang diungkapkan Direktur Jenderal WHO, Tedros Adhanom Ghebreyesus, dalam konferensi pers online.

"Wabah ini memberikan tekanan besar pada sistem kesehatan," ujar Ghebreyesus, seperti dilaporkan VOANews, Rabu (6/9/2023).

Dia menambahkan, meskipun ada penurunan kasus di ibu kota Dhaka, namun kasus demam berdarah terus meningkat di wilayah-wilayah lain di Bangladesh.

Guna mengatasi wabah ini, WHO telah mengirimkan pakar-pakar ke Bangladesh dan memberikan dukungan kepada pihak berwenang untuk memperkuat pengawasan, meningkatkan kapasitas laboratorium, serta meningkatkan komunikasi dengan masyarakat yang terdampak.

Demam berdarah merupakan penyakit endemik di daerah tropis yang dapat menyebabkan gejala seperti demam tinggi, sakit kepala, mual, muntah, nyeri otot, dan dalam kasus yang paling parah, pendarahan yang berujung pada kematian.

WHO telah memperingatkan bahwa penyakit seperti demam berdarah, yang ditularkan oleh nyamuk, bersama dengan penyakit lain seperti chikungunya, demam kuning, dan Zika, semakin menyebar dengan cepat dan lebih luas sebagai dampak dari perubahan iklim. 

Direktur WHO untuk peringatan dan tanggapan, Abdi Mahamud, dalam konferensi pers online, mengatakan bahwa wabah ini adalah indikator nyata tentang "bahaya akibat krisis iklim."

Dia menekankan bahwa sejumlah faktor, termasuk perubahan iklim dan fenomena cuaca El Nino yang hangat tahun ini, telah mendukung penyebaran wabah yang parah di berbagai wilayah, termasuk Bangladesh dan Amerika Selatan. 

Selain itu, beberapa negara di Afrika sub-Sahara, seperti Chad, juga baru-baru ini melaporkan wabah serupa. Pekan lalu, Guatemala bahkan mengumumkan status darurat kesehatan nasional akibat wabah demam berdarah yang merajalela di negara itu.

0 Komentar

Berita Terkait

Leave a comment