Sahabat.com - Menteri Luar Negeri (Menlu) Palestina Riyad Al-Maliki mengungkapkan, tindakan yang dilakukan Israel di Jalur Gaza bukanlah perang, melainkan pembantaian.
Dia mendesak agar jeda kemanusiaan yang saat ini diterapkan Hamas dan Israel di Gaza ditingkatkan menjadi gencatan senjata. "Ini bukan perang. Ini adalah pembantaian yang tidak dapat dibenarkan oleh siapa pun. Ini harus diakhiri," kata Riyad Al-Maliki.
Hal itu disampaikannya saat menghadiri pertemuan di Dewan Keamanan (DK) Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) untuk membahas situasi di Gaza, Rabu (29/11/2023), seperti dilaporkan kantor berita Palestina, WAFA.
Dia meminta masyarakat harus diizinkan kembali ke rumah mereka masing-masing. Al-Maliki menyebutkan, sudah lebih dari 15.000 warga Palestina di Gaza terbunuh sejak Israel melancarkan serangan pada 7 Oktober 2023.
"Lebih dari 10.000 di antaranya adalah perempuan dan anak-anak. Mereka telah dibunuh oleh Israel. Mereka tidak kehilangan nyawa, tapi itu diambil," lanjutnya.
Al-Maliki menegaskan, tidak ada seorang pun yang aman di Gaza saat ini, termasuk anak-anak, dokter, pekerja kemanusiaan, jurnalis, dan staf PBB. "Mereka dibunuh dengan kecepatan yang belum pernah terjadi sebelumnya dalam sejarah modern," imbuhnya.
Al-Malki menyerukan perlindungan internasional, dimana perlindungan terhadap warga Palestina tidak dapat dijamin oleh pasukan pendudukan yang terlibat dalam kejahatan ini.
"Kami memerlukan perlindungan internasional dan tindakan internasional untuk mengakhiri impunitas guna mencegah terulangnya kejahatan yang terjadi setiap hari."
"Apa yang dialami rakyat kami saat ini adalah akibat dari kegagalan komunitas internasional dalam memberikan perlindungan dan akuntabilitas," jelas Al-maliki.
Dia menilai, Israel tidak mencari keamanan seperti yang selama ini digaungkan untuk menjustifikasi serangan-serangannya. Sebab jika Israel menghendaki keamanan, kata Al-Maliki, Tel Aviv akan memilih dan mengupayakan perdamaian.
Al-Maliki menyebutkan, Gaza memiliki tempat istimewa dalam sejarah nasional Palestina. Dia mengatakan, wilayah yang sudah diblokade Israel sejak 2017 itu tidak akan pernah bisa dihapus. Rakyat Palestina tidak bisa tercerabut darinya.
"Tidak ada Palestina tanpa Gaza. Gaza berdarah, Gaza menderita, Gaza sakit, namun Gaza tetap hidup. Dan Palestina hidup. Bebaskan palestina. Itulah satu-satunya jalan menuju perdamaian," tukas Al-Malki.
0 Komentar
Komitmen Cikarang Listrindo Terhadap Keberlanjutan Aspek Lingkungan
Krisis Kemanusiaan Menghantam 3 Juta Anak di Republik Afrika Tengah
300 Ribu Anak Mengungsi, Dampak Kekerasan Geng Haiti
Malaysia Dukung Indonesia Ajukan Jalur Rempah Jadi Warisan Dunia UNESCO
Ditjen Imigrasi Tetapkan Wilayah Koordinasi bagi Petugas Imigrasi di Perwakilan RI
Meninggal Dunia, Pria Tergemuk di Inggris Dievakuasi 6 Unit Damkar
Diserang Ransomware, 18 Rumah Sakit di Rumania Lumpuh
Leave a comment