Sahabat.com - Paus Fransiskus mengecam tentara Israel yang membunuh dua wanita Kristen yang mengungsi di kompleks gereja di Gaza.
Paus Fransiskus menyatakan Israel menggunakan metode terorisme di Gaza.
Pada khotbah mingguannya, Paus Fransiskus merujuk pada pernyataan Patriarkat Latin Yerusalem, otoritas Katolik di Tanah Suci, mengenai insiden yang terjadi pada Sabtu (16/12/2023).
Patriarkat mengatakan penembak jitu (sniper) Israel membunuh dua wanita. Paus Fransiskus menyebut mereka adalah Nahida Khalil Anton dan putrinya Samar, ketika mereka sedang berjalan ke sebuah biara di kompleks Paroki Keluarga Kudus.
Pernyataan Patriarkat menambahkan tujuh orang telah ditembak ketika berupaya melindungi orang lain. "Saya terus menerima berita yang sangat menyedihkan dan menyakitkan dari Gaza," kata Paus Fransiskus, seperti dilansir dari Reuters, Senin (18/12/2023).
"Warga sipil tak bersenjata menjadi sasaran pemboman dan penembakan. Hal ini terjadi bahkan di dalam kompleks Paroki Keluarga Kudus, di mana tidak ada teroris, melainkan keluarga, anak-anak, pasien, orang berkebutuhan khusus, dan biarawati," sambungnya.
Paus Fransiskus menambahkan, mereka dibunuh oleh penembak jitu Israel, dan dia juga merujuk pada yang dinyatakan dalam pernyataan Patriarkat yakni rumah para biarawati Bunda Teresa rusak akibat dibombardir tembakan tank Israel.
"Seseorang mungkin berkata, 'Ini adalah perang. Ini adalah terorisme. 'Ya, ini adalah perang. Ini adalah terorisme."
Baca Juga: Paus Fransiskus Prihatin Jeda Kemanusian Berakhir di Gaza: Ini Kematian dan Kesengsaraan!
Sementara itu, juru bicara Kementerian Luar Negeri Israel mengatakan insiden tersebut masih dalam peninjauan dan dia belum dapat memberikan komentar mengenai pernyataan Paus Fransiskus tersebut.
Diketahui, ini adalah kedua kalinya dalam waktu kurang dari sebulan Paus Fransiskus menggunakan kata "terorisme" saat berbicara tentang kejadian di Gaza.
Dia menyebutkan, pada 22 November, setelah bertemu secara terpisah dengan keluarga sandera Israel yang ditahan oleh Hamas dan warga Palestina yang memiliki keluarga di Gaza.
"Inilah akibat perang. Namun di sini kita telah melampaui perang. Ini bukan perang. Ini adalah terorisme."
Belakangan pada hari itu, terjadi perdebatan sengit mengenai apakah Paus Fransiskus telah menggunakan kata genosida untuk menggambarkan peristiwa-peristiwa di Gaza.
Di mana orang-orang Palestina yang bertemu dengannya bersikeras dia melakukan hal tersebut dan Vatikan mengatakan jika dia tidak melakukan hal tersebut. Kelompok-kelompok Yahudi mengkritik Paus Fransiskus atas pernyataannya tentang terorisme bulan lalu.
Israel terus membobardir Gaza pada Sabtu (16/12/2023) malam waktu setempat hingga Minggu (17/12/2023), menewaskan sedikitnya 40 orang, kata pejabat Palestina.
Menurut Kementerian Kesehatan Palestina, serangan militer Israel di Gaza sejak 7 Oktober 2023 telah menewaskan 18.800 orang, sebagian besar perempuan dan anak-anak.
0 Komentar
Komitmen Cikarang Listrindo Terhadap Keberlanjutan Aspek Lingkungan
Krisis Kemanusiaan Menghantam 3 Juta Anak di Republik Afrika Tengah
300 Ribu Anak Mengungsi, Dampak Kekerasan Geng Haiti
Malaysia Dukung Indonesia Ajukan Jalur Rempah Jadi Warisan Dunia UNESCO
Ditjen Imigrasi Tetapkan Wilayah Koordinasi bagi Petugas Imigrasi di Perwakilan RI
Meninggal Dunia, Pria Tergemuk di Inggris Dievakuasi 6 Unit Damkar
Diserang Ransomware, 18 Rumah Sakit di Rumania Lumpuh
Leave a comment