Sahabat.com - Paus Fransiskus mengaku prihatin atas berakhirnya jeda kemanusiaan di Gaza. Menurutnya, hal tersebut berarti kematian dan kesengsaraan.
"(Melanjutkan serangan) membuat saya sedih karena gencatan senjata telah dilanggar. Ini berarti kematian, kehancuran, kesengsaraan," kata Paus setelah pertemuan Angelus pada Minggu (3/12/2023), seperti dilansir Anadolu Agency dari Vatican News.
Dia mengatakan banyak sandera yang sudah dibebaskan selama jeda kemanusiaan tersebut, namun banyak juga yang masih berada di Gaza.
Paus juga menyinggung situasi kemanusiaan yang mengerikan di Jalur Gaza. "Ada begitu banyak penderitaan di Gaza, dan kekurangan kebutuhan dasar," sambungnya.
Paus berharap semua pihak dapat mencapai kesepakatan gencatan senjata sesegera mungkin dan menemukan solusi selain penggunaan senjata, mencoba mengambil jalan maju mencapai perdamaian.
Diketahui, tentara Israel kembali mengebom Jalur Gaza pada Jumat (1/12/2023) pagi waktu setempat, setelah menyatakan berakhirnya jeda kemanusiaan selama satu pekan dengan kelompok militan Palestina, Hamas.
Lebih dari 15.200 warga Palestina, sebagian besar anak-anak dan perempuan tewas dalam serangan Israel sejak 7 Oktober menyusul serangan mendadak kelompok militan Palestina Hamas.
0 Komentar
Komitmen Cikarang Listrindo Terhadap Keberlanjutan Aspek Lingkungan
Krisis Kemanusiaan Menghantam 3 Juta Anak di Republik Afrika Tengah
300 Ribu Anak Mengungsi, Dampak Kekerasan Geng Haiti
Meninggal Dunia, Pria Tergemuk di Inggris Dievakuasi 6 Unit Damkar
Diserang Ransomware, 18 Rumah Sakit di Rumania Lumpuh
Leave a comment