Sahabat.com - Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta Sri Sultan Hamengku Buwono X mengaku tidak pernah memberikan arahan kepada keluarganya dalam memilih pasangan calon presiden dan wakil presiden pada Pemilu 2024.
"Saya ini sama istri, sama anak pun tidak pernah saya arahkan kok karena dia punya hak sendiri secara asasi untuk menentukan pilihan. Terserah saja, nyoblos silakan, enggak silakan, itu urusan dia," ujar Sultan HB X di Kepatihan, Yogyakarta, Rabu.
Selain membebaskan keluarganya, Sultan yang juga Raja Keraton Yogyakarta itu bahkan menyebut istrinya selama ini tidak pernah mengetahui siapa capres yang ia pilih saat pemungutan suara.
"Istri saya pun tidak pernah tahu yang saya coblos nomor berapa dan siapa," ucap Sultan.
Bagi Sultan, sekalipun di hadapan anak dan istrinya, dia tetap memegang prinsip bahwa pilihan politik pada pesta demokrasi lima tahunan itu merupakan hak masing-masing individu.
"Karena bagi saya, itu hak-haknya individu-individu, biarpun itu anak, itu istri," ujar Ngarsa Dalem, sapaan Sultan HB X.
Sebelumnya, KPU RI telah menetapkan peserta Pemilu Presiden dan Wakil Presiden (Pilpres) 2024, yakni pasangan Anies Baswedan-Muhaimin Iskandar nomor urut 1, Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka nomor urut 2, dan Ganjar Pranowo-Mahfud Md. nomor urut 3.
KPU juga telah menetapkan masa kampanye mulai 28 November 2023 hingga 10 Februari 2024, kemudian jadwal pemungutan suara pada tanggal 14 Februari 2024.(Ant)
0 Komentar
Islah Bahrawi: Menempatkan Polri di Bawah Kementerian Berisiko Hambat Respons Keamanan Negara
Masyarakat Diminta Waspada Provokasi Aksi Anarkis Pada Peringatan Hari HAM Sedunia
Potensi Anarko di Balik Demo 17+8, Mahasiswa Diminta Waspada
Surya Paloh Ketemu Jokowi, Anies: Tontonan Aja Itu
Ratusan Pekerja Offshore Upstream Pertamina Regional Jawa Nyoblos di TPS di Tengah Laut
8 Parpol Lolos DPR Versi Quick Count, PDI Perjuangan Hattrick
668 TPS di Jawa Hingga Papua Harus Melakukan Pemungutan Suara Susulan akibat Bencana dan Kerusuhan
Megawati akan Nyoblos di TPS Kebagusan Jaksel
TPN Ungkap Keresahan Publik terhadap Quick Count, Fair atau Tidak?
Leave a comment