Sahabat.com - Pembobolan rekening BCA oleh Mohammad Thoha bersama seorang tukang becak, Setu dijalankan dengan skenario yang sangat rapi. Teller bank di Kantor Cabang Utama Jalan Indrapura benar-benar terkecoh dengan perawakan Setu yang sangat mirip dengan Muin Zachry, pemilik asli rekening tersebut.
Teller bank mencairkan uang Rp 320 juta dari total saldo Rp 345 juta milik Muin lalu diserahkan kepada Setu. Padahal, uang itu untuk biaya pengobatan istri Muin yang tengah sakit komplikasi. Putri Aryani, istri Muin yang kondisinya makin parah usai mendengar kejadian itu akhirnya meninggal dua pekan setelahnya.
Peristiwa pembobolan rekening sendiri terjadi pada Jumat 5 Agustus 2022. Mohammad Thoha, aktor utama pembobolan rekening BCA itu diduga menyusun skenario kejahatan itu 2 hari sebelumnya, yaitu sejak Rabu 3 Agustus 2022.
Pada sidang yang berlangsung Selasa (24/1) di PN Surabaya, Thoha mengaku tahu ada uang sebanyak Rp 345 juta dari Muin sendiri saat mereka berbincang tentang bisnis. Ia mengaku Muin sempat mengajaknya berbisnis. Belakangan pernyataan Thoha itu dibantah oleh Muin.
Usai mengetahui nominal uang Muin, Thoha dengan sengaja mengintip ponsel Muin kala bapak kos Thoha itu sedang membuka aplikasi m-banking. Dari situ mengetahui nomor PIN rekening Muin.
Hari itu pula Thoha mencari tahu tentang proses penarikan uang dalam jumlah besar melalui internet. Berbekal informasi tersebut ia datang ke kantor cabang BCA di sekitar PGS Surabaya untuk mengambil slip penarikan uang. Setelah itu, secara tak sengaja ia melihat Setu.
Thoha mendapati bahwa Setu yang sedang melintas mengayuh becaknya, memiliki perawakan yang sangat mirip dengan Muin. Seketika dia cegat becak Setu. Sambil berjalan-jalan Thoha menyampaikan bahwa dirinya membutuhkan bantuan Setu.
Kepada Setu, Thoha menyatakan bahwa ayahnya sedang sakit keras dan tak bisa mengambil uang sendiri di bank. Padahal ia membutuhkan uang itu untuk pengobatan ayahnya. Bukan hanya itu, ia menjanjikan imbalan Rp 5 juta untuk mengambilkan uang milik bapaknya di bank.
Maka jadilah, setelah mereka bertukar telepon, Thoha telah memiliki pemeran utama dalam skenario kejahatannya. Keesokan harinya, Kamis 4 Agustus 2022 Thoha mengajak Setu ke bank BCA Jalan Indrapura untuk mengambil slip penarikan uang.
"Saya ke teller pas Kamis sama Setu. Saya bilang ke ibu kasirnya besok mau ambil uang Rp 320 juta. Dia tanya identitas dan sempat ngasih tahu disuruh bawa KTP, ATM, dan buku tabungan," ujar Thoha menjawab pertanyaan jaksa penuntut umum (JPU) Estik Dilla.
Tiba lah di hari eksekusi. Jumat siang itu Thoha yang ngekos harian selama beberapa hari di rumah Muin di Jalan Semarang Surabaya sudah bersiap-siap. Begitu bapak kosnya berangkat ke masjid untuk menjalankan Salat Jumat, Thoha pun beraksi. Beruntung, kamar Muin sedang tidak dikunci.
Dia mengobok-obok kamar itu dan menemukan kartu ATM serta KTP dari dompet Muin. Setelah itu, ia membuka sejumlah laci hingga menemukan buku tabungan Muin di laci plastik yang juga tidak terkunci. Seluruh kebutuhan untuk menjalankan kejahatannya telah lengkap.
Thoha segera menelepon Setu. Mereka janjian di PGS dan berangkat bersama ke kantor cabang utama di Jalan Indrapura, Surabaya. Sebelum itu, sang sutradara Thoha telah menyiapkan peci yang mirip dengan yang digunakan Muin sehari-hari agar penyamaran Setu semakin sempurna.
Pada saat Setu beraksi Thoha menunggu di luar. Alasan yang mencla-mencle sempat ia sampaikan kepada Ketua Majelis Hakim Marper Pandiangan yang bertanya mengapa dirinya menunggu di luar. "Saya merasa bersalah yang mulia," ujar Thoha.
"Yang benar yang mana? Merasa bersalah atau takut terekam CCTV? Keteranganmu di BAP seperti itu. Mana yang benar?" Sergah Marper. "Iya yang mulia, merasa bersalah dan takut terekam CCTV," jawab Thoha.
Kemudian saat pegawai laki-laki di bank itu sedang Salat Jumat, Setu masuk ke kantor BCA. Ia disambut petugas keamanan lalu diarahkan mengisi slip penarikan uang padahal ia sudah membawa slip yang sudah dibubuhi tanda tangan Muin yang telah dipalsu oleh Thoha.
Teller bank Maharani Istono Putri yang melayani Setu sama sekali tidak curiga. Dalam persidangan sebelumnya Maharani menyampaikan kepada majelis hakim bahwa penyamaran Setu sempurna. Ia bahkan telah meneliti spesimen tanda tangan di slip penarikan yang dia anggap identik dengan tanda tangan Muin.
Maka jadilah, Maharani memproses uang Rp 320 juta tersebut. Sebelumnya ia juga mengaku sempat bertanya kepada Setu, apakah dirinya datang sendiri? Setu dengan santai menjawab bahwa anaknya sedang menunggu di luar.
Dua tas kresek berisi Rp 320 juta diserahkan kepada Setu. Pria itu mengucapkan terima kasih kepada Maharani dan keluar dari kantor itu tanpa ada yang curiga. Ia serahkan uang itu kepada Thoha. Di tempat lain Thoha memberikan imbalan Rp 5 juta seperti yang ia janjikan lalu meminta HP milik Setu.
Dalam persidangan Thoha menyebutkan mengapa dirinya meminta HP Setu saat itu. "Biar tidak terlacak, yang mulia," kata Thoha.
Aksi pembobolan rekening itu sangat rapi. Muin yang pulang dari Salat Jumat menyadari ada yang telah mengambil KTP, ATM, dan buku tabungannya. Ia pun segera mengecek ke Kantor Cabang PGS dan petugas menyatakan memang ada penarikan besar-besaran pada saat Salat Jumat berlangsung.
Muin meminta agar rekeningnya yang saldonya cuma tersisa Rp 25 juta segera diblokir. Dia segera bertolak ke BCA KCU Jalan Indrapura untuk menanyakan bagaimana peristiwa itu bisa terjadi? Pihak BCA menyatakan bahwa proses pencairan uang itu sudah sesuai prosedur yang berlaku. Muin seketika lemas.
0 Komentar
Kenapa Kekasih Tamara Tega Bunuh Dante? Ini Kata Polisi
Polda Metro Jaya Tangkap Kekasih Artis Tamara Tyasmara
Bupati Sidoarjo Ahmad Muhdlor Ali akan Diperiksa KPK Setelah Pemilu
Tabrak Prof! Mahfud MD: Saya Setuju Koruptor Dihukum Mati
KPK Periksa Putra SYL Soal Jual Beli Jabatan di Kementan
Polisi Tuntaskan Pemeriksaan Kejiwaan Siskaeee
Terlibat Kasus Narkoba, Polres Bengkulu Tengah Pecat Anggota
Leave a comment